Lurking

Kali ini kita akan menjelajahi dunia digital yang seringkali tersembunyi di balik layar—dunia yang seringkali kita lakukan tanpa sadar, yaitu 'Lurking.' Di dunia sosial media dan platform digital, istilah ini mungkin sudah tak asing lagi. Tapi, apa sebenarnya arti dari 'lurking' dan bagaimana dampaknya terhadap kita?

Apa Itu Lurking?


Lurking, dalam bahasa gaul digital, merujuk pada aktivitas mengamati atau mengikuti perkembangan orang lain di media sosial atau platform online tanpa berinteraksi langsung. Bayangkan kamu sedang scroll Instagram, Twitter, atau
TikTok, melihat berbagai postingan, tapi tidak meninggalkan jejak—tidak mengklik like, tidak meninggalkan komentar, bahkan tidak ada interaksi apa pun. Kamu hanya diam, mengamati, dan pergi begitu saja.

Beberapa orang menyebut ini sebagai ‘diam-diam stalker’, tapi di dunia digital modern, lurking lebih sering dianggap sebagai kebiasaan yang banyak dilakukan orang.

Kenapa Kita Suka Lurking?


Mungkin kamu bertanya-tanya, kenapa sih kita suka melakukan lurking? Apakah itu hanya untuk sekadar mengikuti tren, ataukah ada alasan lebih dalam?

Di dunia yang serba terhubung ini, banyak orang merasa lebih nyaman menjadi observasi daripada ikut terlibat. Mungkin, kita merasa tidak perlu terhubung secara langsung, tetapi kita tetap ingin tahu apa yang terjadi dalam kehidupan orang lain.

Kadang, ini adalah cara kita untuk menjaga jarak, atau mungkin karena kita belum siap untuk terlibat. Ada juga yang merasa lurk lebih aman daripada memberikan komentar yang bisa menimbulkan pertanyaan atau perdebatan.

Lurking dan Pengaruhnya pada Kesehatan Mental


Namun, lurking bukan tanpa dampak. Ternyata, ada penelitian yang menunjukkan bahwa kebiasaan sering mengamati kehidupan orang lain di media sosial, tanpa ikut berinteraksi, bisa memengaruhi kesejahteraan kita.

Kadang, melihat kehidupan orang lain yang tampaknya lebih bahagia atau sukses, bisa membuat kita merasa tidak cukup baik atau bahkan cemas.

Ini adalah salah satu fenomena yang kita kenal dengan nama FOMO, atau Fear of Missing Out. Lurking bisa memicu perasaan itu. Tanpa kita sadari, kita mulai merasa seolah-olah hidup kita kurang memuaskan, karena kita membandingkan diri kita dengan kehidupan yang kita lihat di media sosial.

Lurking vs Stalking


Sebetulnya, apakah lurking itu sama dengan stalking? Tentu saja tidak, meskipun keduanya sering disamakan. Stalking, dalam arti sebenarnya, adalah tindakan yang jauh lebih invasif dan mengganggu. Sementara lurking, meski tampaknya diam-diam, biasanya dilakukan dengan niat yang lebih netral—hanya sekadar melihat-lihat tanpa mengganggu orang lain.

Namun, kita harus ingat bahwa batasan antara lurking dan stalking bisa menjadi sangat tipis. Jika kebiasaan ini sudah membuat kita merasa cemas, terobsesi, atau bahkan mulai melanggar privasi orang lain, mungkin saatnya untuk berhenti sejenak dan menilai apakah itu masih sehat bagi kita.

Lurking di Dunia Digital yang Sehat


Jadi, apakah lurking itu buruk? Tidak selalu. Lurking bisa menjadi cara yang aman dan menyenangkan untuk menikmati konten yang ada di dunia digital tanpa harus terlibat terlalu dalam.

Namun, yang penting adalah menjaga keseimbangan. Kita harus ingat bahwa media sosial sering kali menampilkan versi terbaik dari kehidupan seseorang, dan melihatnya dengan cara yang sehat bisa membantu kita menjaga perspektif yang seimbang.

Berikut adalah beberapa cara untuk lurking dengan cara yang sehat: pertama, atur waktu kamu di media sosial, jangan sampai berlarut-larut. Kedua, perhatikan apa yang kamu lihat. Jika kamu mulai merasa cemas atau cemburu, coba cari konten yang lebih positif.

Dan terakhir, ingatlah untuk selalu menjaga privasi dan batasan. Dunia digital adalah tempat untuk berbagi, tapi bukan untuk membandingkan hidup kita dengan orang lain.

Terima kasih telah mendengarkan audiobook ini tentang lurking. Semoga kamu mendapatkan wawasan baru tentang kebiasaan yang sering kita lakukan tanpa disadari.

Dunia digital terus berkembang, dan kita hanya perlu bijak dalam menghadapinya. Jangan lupa, hidupmu sendiri adalah cerita yang paling berharga.

Lihat Selengkapnya
Google News

Might like this

Ebook Collection