Halo semua, kali ini, kita akan membahas salah satu distorsi kognitif yang sering hadir dalam kehidupan sehari-hari, yaitu Blaming, atau kebiasaan menyalahkan.
Apa itu Blaming?
Bayangkan sebuah situasi: Kamu sedang merasa stres di tempat kerja. Lalu muncul pikiran, “Aku stres karena bosku selalu menekan aku.” Inilah inti dari Blaming: ketika kita menghubungkan perasaan dan keadaan diri sepenuhnya dengan orang lain atau situasi luar.
Blaming bisa berjalan dua arah. Pertama, kita menyalahkan orang lain atas masalah kita. Kedua, kita merasa diri selalu menjadi penyebab masalah orang lain. Keduanya membuat kita kehilangan keseimbangan dalam memandang kenyataan.
Tanda-tanda Blaming
Blaming sering terdengar dalam kalimat sehari-hari:
“Aku gagal karena mereka tidak mendukungku.”
“Aku marah karena dia selalu bikin masalah.”
“Aku tidak bahagia karena pasangan tidak mengerti aku.”
Mungkin terdengar wajar. Namun, pola ini secara perlahan melemahkan rasa kendali atas hidup kita.
Dampak Blaming
Ketika kita terus menyalahkan orang lain, kita menaruh kekuatan hidup kita di tangan mereka. Hasilnya? Kita merasa tidak berdaya. Sementara, ketika kita menyalahkan diri berlebihan, kita hidup dalam rasa bersalah yang tiada henti. Keduanya membuat kita terjebak, jauh dari pertumbuhan pribadi.
Cara Mengatasi Blaming
Langkah pertama adalah kesadaran. Tanyakan pada diri sendiri:
“Apakah benar hidupku sepenuhnya ditentukan oleh orang lain?” Langkah kedua, ubah sudut pandang. Daripada berkata, “Aku stres karena dia,” cobalah, “Aku merasa stres ketika dia melakukan sesuatu, jadi aku perlu mengatur cara meresponsku.”
Langkah ketiga, ambil tanggung jawab secukupnya. Bukan berarti menyalahkan diri, tetapi mengenali peran kita dalam setiap situasi, sambil tetap menerima bahwa ada hal-hal di luar kendali kita.
Blaming adalah jebakan pikiran yang bisa menahan kita di tempat yang sama. Namun dengan kesadaran, latihan, dan keberanian mengambil tanggung jawab sehat, kita bisa keluar dari lingkaran menyalahkan.
Ingat, kebahagiaan bukan tentang menunggu orang lain berubah, tetapi tentang bagaimana kita memilih untuk merespons kehidupan.
Lihat Selengkapnya Google News
Might like this
Ebook Collection
Laskar Pelangi
Novel ini bercerita tentang anak-anak miskin di Belitung yang bersekolah di SD Muhammadiyah, hampir ditutup karena kekurangan murid.