proklamasi indonesia

Bayangkan - saat proklamasi dibacakan tanggal 17 Agustus 1945 di Jakarta, belum ada media sosial, belum ada TV, bahkan jaringan radio masih terbatas. Tapi bagaimana berita ini akhirnya menyebar ke seluruh nusantara, bahkan hingga ke luar negeri? Nah, di sinilah muncul kisah-kisah heroik yang sering luput dari sorotan.


Jakarta, 17 Agustus 1945. Jam 10 pagi. Di sebuah rumah kecil di Jalan Pegangsaan Timur 56, Ir. Soekarno membacakan kalimat paling berani yang pernah diucapkan di tanah jajahan ini.

Tapi tahukah kamu?
Ketika kalimat itu selesai, dunia belum tahu Indonesia sudah merdeka.
Tidak ada siaran langsung. Tidak ada breaking news. Bahkan, koran pagi hari itu masih belum memuat kabar apapun.

Mereka adalah para pejuang komunikasi — jurnalis, petugas radio, tukang ketik, hingga bocah pengantar surat — yang mengubah sejarah dari balik layar.

Sang Penjaga Radio di Jalan Menteng 31


Sore itu, dua pemuda bernama Yusuf Ronodipuro dan Suhud Sastro Kusumo, menyelinap ke gedung radio milik Jepang — Hoso Kyoku. Mereka memaksa teknisi Jepang menyiarkan ulang teks proklamasi lewat radio.

Yusuf  : “Kalau tidak sekarang, Belanda akan datang duluan. Dunia harus tahu kita sudah merdeka malam ini juga!”

Dan malam itu… lewat radio gelombang pendek… suara proklamasi akhirnya terdengar di luar Jakarta. Tapi hanya bagi mereka yang punya radio dan paham frekuensinya.

Perjalanan Surat ke Sumatra dan Jawa Timur


Sementara itu, di daerah, orang-orang seperti Teuku Mohammad Hasan di Sumatra dan para pemuda di Surabaya belum tahu apa-apa. Karena itu, dikirimlah utusan dengan sepeda, naik kereta, bahkan berjalan kaki, membawa salinan teks proklamasi.

Di Garut, seorang guru menyalin teks proklamasi dengan tulisan tangan lalu membacakan di alun-alun.
Di Blitar, seorang pemuda menyebarkan berita dari rumah ke rumah, karena koran masih dikendalikan Jepang.

Proklamasi yang Sampai ke Luar Negeri


Di Singapura, berita kemerdekaan sampai lewat siaran gelombang pendek yang berhasil ditangkap oleh warga Indonesia di sana. Di India, tokoh seperti Jawaharlal Nehru langsung mendukung kemerdekaan setelah mendengar kabar dari diplomat bawah tanah.

Bukan hanya teks yang disebar...
Semangat itu ikut menyebar. Dari mulut ke mulut. Dari radio rusak. Dari surat yang disalin tangan.
Dan di situlah letak keajaiban kemerdekaan Indonesia.

Kemerdekaan bukan hanya soal satu pidato. Tapi tentang bagaimana bangsa ini memastikan pidato itu tidak hilang ditiup angin.
Ini adalah Suara Sejarah Indonesia.
Dan inilah kisah “Jalan Menuju Proklamasi” — kisah mereka yang membuat dunia mendengar... bahwa Indonesia telah merdeka.

Terima kasih telah mendengarkan episode ini. Jangan lupa subscribe dan bagikan jika kamu merasa kisah ini penting untuk mengenang kemerdekaan indonesia. Sampai jumpa di cerita suara sejarah berikutnya.

Lihat Selengkapnya
Google News

Might like this

Ebook Collection