"Apa yang terjadi ketika buruh — tulang punggung ekonomi bangsa — tak hanya dibungkam, tapi juga dibantai, dihapus dari buku sejarah, dan tak pernah dikenang?"
Sebelum tahun 1965, buruh di Indonesia bukan sekadar pekerja. Mereka adalah motor perubahan sosial. Melalui organisasi seperti SOBSI, buruh ikut menasionalisasi perusahaan asing, memperjuangkan hak-hak dasar, bahkan menjadi bagian dari strategi pembangunan nasional ala Sukarno.
Fakta nyata: SOBSI punya lebih dari 3 juta anggota di tahun 1950-an.
Militer menyatakan Partai Komunis Indonesia dalang kudeta. Tapi bukan hanya anggota PKI yang jadi sasaran. Siapa pun yang dianggap berafiliasi, termasuk buruh, diburu, ditangkap, dan dibunuh.
Ribuan buruh hilang tanpa jejak. Banyak yang hanya buruh biasa. Mereka tak pernah diadili. Tak pernah dipulangkan.
Anak Korban: "Ayah saya ditangkap karena dia ikut demo kenaikan upah. Sejak itu, dia tak pernah pulang. Kami tak tahu kuburannya ada di mana."
Organisasi yang Dihancurkan
SOBSI dibubarkan. Serikat buruh independen lenyap. Hanya satu yang dibiarkan hidup: SPSI, di bawah kendali negara. Buruh tak boleh mogok, tak boleh bersuara, tak boleh bermimpi.
Selama Orde Baru, buruh menjadi mesin tanpa suara. Pendidikan politik dilarang. Buku-buku sejarah buruh dibakar. Mereka — para pejuang kelas pekerja — dianggap musuh negara.
Yang Tak Pernah Diadili
Tidak ada satu pun pelaku pembantaian buruh pasca-65 yang pernah diadili. Tidak ada permintaan maaf negara. Bahkan hingga hari ini, banyak dari mereka yang masih dicap ‘eks tapol’ — tidak boleh melamar kerja, tidak boleh ikut pemilu, tidak boleh bebas hidup.
Dan lebih buruk lagi — tidak ada pengakuan dalam buku pelajaran sejarah. Anak-anak kita tumbuh tanpa tahu apa yang pernah terjadi pada kelas pekerja bangsa ini.
Kenapa Kita Harus Ingat?
Kenapa sejarah ini penting? Karena tanpa keadilan untuk para buruh yang dibungkam, kita mengulang siklus represi. Ketika buruh hari ini dibungkam atas nama stabilitas, kita harus ingat: sejarah tak pernah benar-benar hilang, ia hanya dikubur.
Buruh bukan hanya tenaga. Mereka adalah manusia. Mereka adalah sejarah. Mereka adalah kita.
Jika kamu pernah bertanya, kenapa buruh di Indonesia tampak selalu kalah? Lihatlah ke tahun 1965. Di sana ada jawabannya." "Bagikan episode ini. Tanya kembali sejarah yang kamu pelajari. Dan jangan diam ketika suara buruh dibungkam.
Terima kasih telah mendengarkan "Suara Sejarah Indonesia".Jangan lupa share episode kali ini ke teman-temanmu. Sampai jumpa di episode selanjutnya.
Lihat Selengkapnya Google News
Might like this
Ebook Collection
Laskar Pelangi
Novel ini bercerita tentang anak-anak miskin di Belitung yang bersekolah di SD Muhammadiyah, hampir ditutup karena kekurangan murid.