jakarta tokubetsu shi

Halo semuanya, selamat datang di podcast Suara Sejarah Indonesia, kali ini kita menelusuri kisah-kisah tersembunyi di balik wajah kota-kota Indonesia.

Di episode kali ini, kita akan menelusuri sebuah kota sejarah yang belum diketahui atau kalian yang belum ketahui...
Yaitu saat Jakarta bukanlah Batavia, dan belum sepenuhnya Indonesia—tapi dikenal dengan nama Jepang: Jakarta Tokubetsu Shi.

TRANSISI KE PENDUDUKAN


Tahun 1942. Dunia sedang terbakar oleh Perang Dunia II.
Di Asia, Jepang sedang menggempur wilayah-wilayah jajahan Eropa, dan Hindia Belanda pun tak luput.

Ketika Jepang berhasil merebut Batavia dari Belanda, mereka tak hanya mengganti kekuasaan, tapi juga identitas.
Nama Batavia, simbol kolonialisme Belanda selama lebih dari 300 tahun, dihapus.
Diganti dengan nama lokal yang lebih kuat maknanya: Jakarta.
Tapi tidak sembarang Jakarta. Mereka menyebutnya:
“Jakarta Tokubetsu Shi” – Kota Khusus Jakarta.

IBU KOTA ASIA TENGGARA?


Di bawah Jepang, Jakarta bukan sekadar kota. Ia dijadikan pusat pemerintahan militer di Pulau Jawa – pulau terpenting di Hindia Belanda saat itu.

Gedung-gedung pemerintahan Belanda diambil alih. Sekolah-sekolah diawasi ketat. Bahasa Jepang diajarkan. Bahkan anak-anak Indonesia diminta menyebut Kaisar Jepang, Tenno Heika, sebagai pemimpin tertinggi mereka.

Di balik layar, ada struktur militer yang sangat disiplin. Pemerintahan dikuasai oleh Gunseikanbu, atau Pemerintah Militer Umum Jepang.

Tapi yang lebih menarik, Jakarta saat itu juga digunakan sebagai markas besar untuk mengelola wilayah Asia Tenggara lainnya, seperti Sumatera, Kalimantan, bahkan sebagian wilayah luar Jawa.

WAJAH JAKARTA BERUBAH


Di masa itu, wajah kota berubah drastis.

1. Nama jalan-jalan diganti.
2. Film dan lagu Belanda dilarang.
3. Bioskop memutar propaganda Jepang.
4. Radio hanya boleh menyebarkan berita dari pemerintah Jepang.

Bahkan, konon di bawah tanah beberapa gedung di Jakarta—termasuk kawasan Kota Tua—dibangun ruang bawah tanah untuk militer Jepang.
Sebagian di antaranya... mungkin masih tersembunyi sampai sekarang.

Di daerah seperti Jatinegara, didirikan kamp interniran—tempat ribuan warga Belanda dan Eropa lainnya ditahan.
Namun, banyak catatan tentang ini yang tidak pernah dibuka secara lengkap ke publik. Ada sisi kelam yang masih terkunci dalam dokumen sejarah.

MENJADI MILIK INDONESIA


Lalu datanglah Agustus 1945.
Jepang kalah dalam perang, menyerah pada tanggal 15.
Tapi sebelum Sekutu sempat kembali mengambil alih Jakarta,
terjadi satu momen yang mengubah segalanya…

17 Agustus 1945.
Soekarno dan Hatta memproklamasikan kemerdekaan Indonesia di tengah kekosongan kekuasaan.
Dan Jakarta… akhirnya menjadi ibu kota bangsa yang merdeka.

Jakarta hari ini adalah kota megapolitan penuh hiruk pikuk.
Tapi di balik gedung-gedung tinggi dan kemacetan, tersimpan banyak kisah seperti ini—yang diam-diam membentuk identitas kota.

Jakarta pernah jadi Batavia.
Pernah jadi Jakarta Tokubetsu Shi.
Dan kini... ibu kota Indonesia—yang terus berubah, tapi tak pernah kehilangan jejak sejarahnya. Terima kasih sudah mendengarkan Suara Sejarah Indonesia.
Kalau kamu suka cerita ini, jangan lupa tombol subscribe, dan share ke temanmu yang suka sejarah. Sampai jumpa di episode berikutnya!

Lihat Selengkapnya
Google News

Might like this

Ebook Collection