Cerita Perayaan Tradisional Nowruz di Iran - PODCAST
Published by
Aminudin Aszad
Halo, selamat datang di cerita podcast episode terbaru hari ini, podcast yang membawamu menjelajahi kebudayaan, sejarah, dan kisah-kisah menarik dari Iran—negeri para penyair dan pegunungan Zagros.
Di episode kali ini, kita akan membahas sebuah perayaan yang tidak hanya menjadi bagian dari budaya Iran, tapi juga telah dirayakan selama lebih dari 3.000 tahun. Yup, kita akan ngobrolin tentang Nowruz, tahun baru versi Persia yang sangat unik dan penuh makna.
Kalian tahu, Apa itu Nowruz? Nowruz, yang secara harfiah berarti “hari baru”, adalah perayaan tahun baru dalam kalender Solar Hijriyah—kalender resmi Iran yang berbasis matahari.
Nowruz dirayakan pada hari pertama musim semi, biasanya sekitar tanggal 20 atau 21 Maret, ketika titik vernal equinox terjadi. Ini adalah momen ketika siang dan malam hampir sama panjangnya—sebuah simbol keseimbangan dan permulaan baru. Perayaan ini tidak hanya terbatas di Iran.
Kita juga bisa menemukannya di berbagai negara dengan pengaruh budaya Persia seperti Afghanistan, Tajikistan, Kurdi di Irak dan Turki, serta sebagian wilayah Asia Tengah. Bahkan UNESCO telah mengakui Nowruz sebagai Warisan Budaya Takbenda Dunia!
Tradisi dan Simbol-Simbol Nowruz Salah satu bagian paling khas dari Nowruz adalah Haft-Seen, yaitu meja berisi tujuh benda yang masing-masing dimulai dengan huruf S dalam bahasa Persia. Misalnya:
• Sabzeh – tunas hijau sebagai simbol kelahiran kembali. • Seer (bawang putih) – simbol kesehatan dan perlindungan. • Seeb (apel) – simbol kecantikan dan cinta. • Senjed (buah zaitun liar) – simbol kebijaksanaan dan kasih sayang. • Samanu – puding manis dari gandum, simbol kekuatan dan kelimpahan. • Serkeh (cuka) – simbol kesabaran dan penuaan dengan bijak. • Somāq (sumac) – simbol matahari dan Kemenangan cahaya atas kegelapan.
Selain itu, di atas meja sering diletakkan Al-Qur’an atau buku puisi Hafez, cermin, lilin, telur berwarna, dan bahkan ikan mas kecil. Beberapa rangkaian perayaan tradisi Nowruz dimulai jauh sebelum hari-H.
Beberapa minggu sebelumnya, orang Iran akan melakukan Khaneh-Tekani, semacam bersih-bersih rumah besar-besaran sebagai simbol membersihkan jiwa dan menyambut hal-hal baru. Lalu ada malam khusus bernama Chaharshanbe Suri, dirayakan pada malam Rabu terakhir sebelum Nowruz.
Di malam itu, orang-orang melompati api sambil mengucap: “Zardi-ye man az to, sorkhi-ye to az man”—artinya “aku serahkan penyakitku ke api, dan kuambil energimu.”
Lalu, pada hari Nowruz sendiri, keluarga berkumpul, saling mengunjungi, mengenakan pakaian baru, memberi hadiah, dan menikmati makanan khas seperti sabzi polo ba mahi (nasi hijau dengan ikan).
Perayaan berlanjut hingga 13 hari. Di hari ke-13, mereka merayakan Sizdeh Bedar, yaitu piknik massal di alam terbuka untuk ‘membuang sial’ dan mengembalikan tunas hijau ke alam.
Selanjutnya nih, makna yang lebih dalam yang menarik dari Nowruz bukan hanya tradisinya yang kaya, tapi juga makna filosofisnya. Ia mencerminkan hubungan manusia dengan alam, siklus kehidupan, dan harapan untuk kebangkitan spiritual dan sosial.
Nowruz adalah pengingat bahwa seperti musim semi yang datang setelah dinginnya musim dingin, selalu ada harapan dan pembaruan dalam hidup. Ia juga menjadi simbol identitas budaya Iran yang telah bertahan meski melalui berbagai era—dari kekaisaran Persia kuno, Islamisasi, hingga republik modern.
Nah, itu dia sekilas tentang Nowruz, perayaan tahun baru yang lebih dari sekadar pergantian kalender—ia adalah festival cahaya, harapan, dan kelahiran kembali.
Kalau kamu punya cerita atau pengalaman merayakan Nowruz, bahkan di luar Iran, kirim ke kami ya! Siapa tahu bisa kita angkat di episode berikutnya. Sampai jumpa di episode selanjutnya.