Kisah INDONESIA MONARKI Sebelum Republik - Podcast
Published by
Aminudin Aszad
Tahukah kamu kalau Indonesia Hampir Jadi Monarki? Inilah Kisah yang Jarang Terungkap
Diawali dengan Latar Belakang Setelah Indonesia merdeka di tahun 1945, sistem pemerintahan yang diambil adalah republik, namun tahukah kamu bahwa sempat ada wacana untuk menjadikan Indonesia sebagai monarki konstitusional?
Wacana ini muncul bukan tanpa alasan. Tokoh yang disebut-sebut akan menjadi raja pertama Indonesia adalah Sri Sultan Hamengkubuwono IX, penguasa Kesultanan Yogyakarta yang sangat berjasa dalam membantu kemerdekaan Indonesia.
Peran Yogyakarta dalam Kemerdekaan
Yogyakarta, di bawah kepemimpinan Sultan Hamengkubuwono IX, secara terbuka mendukung Republik Indonesia. Bahkan, ketika kondisi Jakarta genting, ibu kota sempat dipindahkan ke Yogyakarta dari tahun 1946 hingga 1949. Di masa itu, Sultan memberikan banyak bantuan logistik, perlindungan, dan dana untuk perjuangan republik.
Karena kontribusinya yang sangat besar, banyak tokoh nasional – termasuk Presiden Soekarno – menghormatinya, dan muncul gagasan bahwa Sultan layak menjadi raja simbolik dalam sistem pemerintahan Indonesia.
Terdapat Wacana Monarki Konstitusional. Dalam Wacana monarki konstitusional, mulailah dibicarakan secara terbatas di kalangan elite politik. Ide utamanya adalah menjadikan Sri Sultan sebagai "Raja Indonesia", dengan jabatan simbolis seperti Raja Inggris di Inggris Raya, sementara kekuasaan pemerintahan tetap dijalankan oleh Presiden dan Perdana Menteri.
Tapi, ide ini mendapat penolakan dari banyak pihak – terutama karena semangat republik begitu kuat pascakemerdekaan. Para pejuang kemerdekaan tidak ingin menggantikan penjajahan asing dengan sistem feodal baru. Selain itu, Indonesia terdiri dari banyak kerajaan dan suku, sehingga menetapkan satu raja dianggap tidak adil dan berpotensi memecah-belah.
Sikap Sri Sultan Hamengkubuwono IX. Dalam hal tersebut, Menariknya Sultan Hamengkubuwono IX sendiri menolak gagasan itu secara halus. Ia dikenal sebagai pribadi yang sangat rendah hati dan menjunjung tinggi prinsip demokrasi. Ia lebih memilih menjadi bagian dari pemerintahan republik dan tetap fokus membangun Yogyakarta sebagai daerah istimewa yang setia kepada Indonesia.
Akhirnya dari wacana ini, ide inipun tenggelam seiring waktu. Namun, pengaruh Sultan tidak pernah hilang. Ia tetap dikenang sebagai raja yang memilih menjadi rakyat, dan jasa-jasanya membuat Yogyakarta mendapat status istimewa sampai hari ini — satu-satunya daerah di Indonesia yang dipimpin oleh raja dan gubernurnya tidak dipilih lewat pemilu.
Menarik ya tulisannya. Jadi sering bertanya sendiri, apa ya alasan khusus yogyakarta dipilih jadi ibukota masa itu. Mungkin alasannya bukan karena 'nggak ada pilihan lain' :D
Saat itu situasi keamanan di Jakarta memburuk setelah kemerdekaan, terutama akibat kedatangan Sekutu yang diboncengi NICA. Nah, Sri Sultan Hamengku Buwono IX dan Pakualam VIII menawarkan Yogyakarta sebagai ibu kota sementara, yang kemudian diterima oleh pemerintah pusat
Hm...jadi bayangin kalau beneran ganti monarki, bakal ada sistem feodal baru pasti...juga raja-raja lain di penjuru negeri bakal enggak terima kalau yang dipilih raja tertentu
Banyak sekali sejarah yang belum terbuka yah. Baca sejarah itu seru yah apalagi kalau pembawaannya asyik seperti artikel ini. Jadi ketagihan sejarah indonesia yang lain.
Gak heran kalau sempat ada rencana Indonesia monarki karena keberhasilan Sri Sultan Hamengkubuwono IX dalam memimpin Yogyakarta. Beliau sangat dihormati oleh rakyatnya bahkan hingga sekarang. Hanya saja memang benar, jangan sampai ada sistem feodal baru setelah pemerintahan Hindia Belanda
Mungkin itu salah satu alasan dikatakan Jogja Istimewa. Meskipun Indonesia adalah Republik, tetap ternyata ada sejarah Monarki. Jogja tentu ada di bagian dalam sejarah ini
Nggak nyangka lho, Indonesia hampir jadi monarki. Salut sama Sri Sultan Hamengkubuwono IX yang rendah hati dan milih gabung republik. Keren banget sejarah Yogyakarta! 👍
Hadiiir orang Jogja di sini. 😁 Saya bersyukur bngeet RI tidak jadi monarki. Sultan HB IX memang bAik dan bijak. Pun, beliau itu 'kan berbeda dengan sultan Jogja lainnya.
Suka bertanya2 kalau dulu Yogyakarta memutuskan menjadi negara sendiri keknya mereka bakalan jadi negara dengan budaya dan bahasa yang hebat, bahkan mereka punya aksara sendiri lho. Tapi rajanya berbesar hati rela gabung ke negara ini yang yaaa kita tahu kondisinya makin ke sini makin ke sana. Semoga ada masanya pengorbanan raja Yogya terbayar, negeri ini makin jadi lebih baik lagi.
Menarik sekali mengetahui bahwa Indonesia sempat hampir menganut sistem monarki konstitusional. Sikap bijak Sri Sultan Hamengkubuwono IX yang memilih tetap mendukung republik patut dihormati sepanjang masa.
Menarik ya tulisannya.
ReplyDeleteJadi sering bertanya sendiri, apa ya alasan khusus yogyakarta dipilih jadi ibukota masa itu. Mungkin alasannya bukan karena 'nggak ada pilihan lain' :D
Mungkin dipilih yogyakarta karena jasa sultan mereka
DeleteSaat itu situasi keamanan di Jakarta memburuk setelah kemerdekaan, terutama akibat kedatangan Sekutu yang diboncengi NICA. Nah, Sri Sultan Hamengku Buwono IX dan Pakualam VIII menawarkan Yogyakarta sebagai ibu kota sementara, yang kemudian diterima oleh pemerintah pusat
ReplyDeleteHm...jadi bayangin kalau beneran ganti monarki, bakal ada sistem feodal baru pasti...juga raja-raja lain di penjuru negeri bakal enggak terima kalau yang dipilih raja tertentu
ReplyDeleteBacanya jadi kayak throwback ke masa sejarah yang jarang dibahas. Insightful banget, bikin mikir soal akar negara ini.
ReplyDeleteDidenger juga bisa kak 😁 klik play 😊
ReplyDeleteSri Sultan Hamengkubuwono IX sangat bijak ya. Biasanya orang yang berpeluang dapat jahatan, pakai aji mumpung bahkan ada yang sampai mau 3 periode.
ReplyDeleteBeda orang dulu dan sekarang 😁
DeleteIndonesia monarki baru tahu nih, wacana masalalu yang menjadi bagian sejarah saat kemerdekaan dulu.
ReplyDeleteterima kasih sudah mendengarkan sejarah indonesia
DeleteBanyak sekali sejarah yang belum terbuka yah. Baca sejarah itu seru yah apalagi kalau pembawaannya asyik seperti artikel ini. Jadi ketagihan sejarah indonesia yang lain.
ReplyDeleteTerima kasih sudah mampir 🙏😊
DeleteMenarik banget, baru tahu ternyata Indonesia pernah punya sejarah mau jadi monarki sebelum jadi republik.
ReplyDeleteGak heran kalau sempat ada rencana Indonesia monarki karena keberhasilan Sri Sultan Hamengkubuwono IX dalam memimpin Yogyakarta. Beliau sangat dihormati oleh rakyatnya bahkan hingga sekarang.
ReplyDeleteHanya saja memang benar, jangan sampai ada sistem feodal baru setelah pemerintahan Hindia Belanda
Udah lama nggak baca-baca soal sejarah, baca ini serasa flashback era sekolah dulu. Saya jadi nambah pengetahuan lagi deh soal sejarah Indonesia.
ReplyDeleteMungkin itu salah satu alasan dikatakan Jogja Istimewa. Meskipun Indonesia adalah Republik, tetap ternyata ada sejarah Monarki. Jogja tentu ada di bagian dalam sejarah ini
ReplyDeleteTerkesan bgt dgn Sri Sultan HB IX , terkenal halus, berwibawa dan teguh pendiriannya. Jogja memang lekat buat aku.
ReplyDeleteNggak nyangka lho, Indonesia hampir jadi monarki. Salut sama Sri Sultan Hamengkubuwono IX yang rendah hati dan milih gabung republik. Keren banget sejarah Yogyakarta! 👍
ReplyDeleteHadiiir orang Jogja di sini. 😁 Saya bersyukur bngeet RI tidak jadi monarki. Sultan HB IX memang bAik dan bijak. Pun, beliau itu 'kan berbeda dengan sultan Jogja lainnya.
ReplyDeletenuhun sudah hadir hehehe
DeleteYogyakarta memang istimewa. Bahkan dari sejarahnya pun terlihat klo sultannya merupakan sosok yang luar biasa dan punya keistimewaan tersendiri.
ReplyDeleteSuka bertanya2 kalau dulu Yogyakarta memutuskan menjadi negara sendiri keknya mereka bakalan jadi negara dengan budaya dan bahasa yang hebat, bahkan mereka punya aksara sendiri lho.
ReplyDeleteTapi rajanya berbesar hati rela gabung ke negara ini yang yaaa kita tahu kondisinya makin ke sini makin ke sana.
Semoga ada masanya pengorbanan raja Yogya terbayar, negeri ini makin jadi lebih baik lagi.
Menarik sekali mengetahui bahwa Indonesia sempat hampir menganut sistem monarki konstitusional. Sikap bijak Sri Sultan Hamengkubuwono IX yang memilih tetap mendukung republik patut dihormati sepanjang masa.
ReplyDelete