Ringkasan Info
Tenggelamnya Kapal Van der Wijck adalah novel klasik karya Hamka, pertama kali diterbitkan pada tahun 1938. Novel ini memadukan kisah cinta tragis, kritik sosial terhadap adat Minangkabau, serta renungan moral tentang harga diri dan takdir.
Ceritanya berpusat pada Zainuddin, pemuda keturunan campuran Minang-Bugis, yang jatuh cinta pada Hayati, gadis Minang yang cantik dan anggun. Namun, cinta mereka terhalang oleh adat yang menolak pernikahan beda suku. Hayati akhirnya dinikahkan dengan Aziz, pria kaya pilihan keluarganya, tetapi pernikahan itu justru penuh penderitaan.
Ketika Hayati menyesali pilihannya dan kembali kepada Zainuddin, takdir berkata lain—kapal Van der Wijck yang ditumpanginya tenggelam, merenggut nyawanya dan mengabadikan cinta mereka sebagai tragedi.
Alur Cerita Singkat
Zainuddin, yatim piatu berdarah campuran Minang-Bugis, datang ke Padang Panjang untuk menimba ilmu dan bertemu Hayati, gadis Minang yang anggun.
Mereka saling jatuh cinta, tetapi ditentang oleh keluarga Hayati karena Zainuddin dianggap “bukan orang Minang tulen”.
Hayati dipaksa menikah dengan Aziz, seorang bangsawan kaya, namun pernikahan itu berakhir dalam kesedihan.
Setelah Aziz meninggal, Hayati menyesal dan ingin kembali kepada Zainuddin.
Dalam perjalanan pulang, kapal Van der Wijck tenggelam. Hayati wafat, meninggalkan Zainuddin dalam duka mendalam.
Pesan Moral
Cinta sejati tak selalu berakhir bahagia, karena kadang terhalang adat, status sosial, atau takdir.
Adat yang kaku bisa menyakiti manusia, dan perlu bijak disikapi agar tidak merugikan.
Harga diri dan kesetiaan adalah nilai penting dalam hubungan, meski pahit akibatnya.
Hidup penuh ketidakpastian, dan takdir tidak selalu bisa dilawan.