/ 0
200%
Ringkasan Info
Ronggeng Dukuh Paruk adalah novel pertama dari trilogi karya Ahmad Tohari, diterbitkan pada tahun 1982. Novel ini memadukan kisah cinta, tradisi lokal, dan tragedi politik, sekaligus menyingkap potret sosial pedesaan Jawa pada era 1960-an.
Ceritanya berpusat pada Srintil, gadis muda yang dipercaya masyarakat Dukuh Paruk sebagai penjelmaan roh seni ronggeng. Sejak kecil, ia diangkat menjadi ronggeng, penari tradisional yang menjadi simbol kebanggaan desa sekaligus objek hasrat lelaki. Namun di balik gemerlap tarian, hidup Srintil penuh dilema—antara mengikuti tradisi atau meraih kebebasan dirinya sendiri.
Dalam perjalanan hidupnya, Srintil terjebak dalam konflik cinta dengan Rasus, sahabat masa kecilnya, sekaligus menjadi korban kekerasan struktural dan politik pada masa kelam G30S/PKI.
Alur Cerita Singkat
Srintil diyakini mendapat “wahyu” menjadi ronggeng baru Dukuh Paruk setelah lama vakum tanpa penari.
Sebagai ronggeng, ia harus melalui ritual buka kelambu—tradisi menyerahkan keperawanannya kepada lelaki berduit.
Rasus, sahabat sekaligus kekasih Srintil, menolak tradisi itu dan memilih meninggalkan desa karena kecewa.
Srintil menjadi ronggeng terkenal, tetapi juga objek eksploitasi lelaki dan kekuasaan.
Ketika situasi politik memanas (peristiwa G30S/PKI), Dukuh Paruk dituduh terlibat, dan Srintil ikut terseret tragedi tersebut.
Pesan Moral
Tradisi tak selalu membawa kemuliaan, kadang justru menjerat manusia dalam penderitaan.
Perempuan sering jadi korban budaya patriarki, dianggap simbol kehormatan desa tapi tak punya kebebasan memilih.
Cinta dan martabat kadang kalah oleh tekanan adat, kemiskinan, dan kekuasaan.
Sejarah dan politik bisa menghancurkan kehidupan orang kecil yang tak paham permainan kekuasaan.
